Beranda | Artikel
5 Wejangan Yang Rasulullah Ajarkan Untuk Abu Hurairah
Selasa, 12 Maret 2019

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

5 Wejangan Yang Rasulullah Ajarkan Untuk Abu Hurairah merupakan rekaman kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. dan disiarkan secara langsung dari Sukamakmur pada 11 Jumadal Akhirah 1440 H / 16 Februari 2019 M.

Ceramah Agama Islam Tentang 5 Wejangan Yang Rasulullah Ajarkan Untuk Abu Hurairah – Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.

Dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi dihasankan oleh Syaikh Albani Rahimahullah, dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ يَأْخُذُ عَنِّي هَؤُلَاءِ الكَلِمَاتِ فَيَعْمَلُ بِهِنَّ أَوْ يُعَلِّمُ مَنْ يَعْمَلُ بِهِنَّ»؟ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَقُلْتُ: أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَخَذَ بِيَدِي فَعَدَّ خَمْسًا وَقَالَ: «اتَّقِ المَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ، وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ، وَأَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا، وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُسْلِمًا، وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ

“Siapa yang mau mengambil kalimat-kalimat itu dariku lalu mengamalkannya atau mengajarkan pada orang yang mengamalkannya?” Abu Hurairah menjawab: ‘Saya, wahai Rasulullah.’ Beliau meraih tanganku lalu menyebut lima hal; jagalah dirimu dari keharaman-keharaman niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah kepada Allah, ridhalah dengan apa yang Allah tentukan untukmu niscaya kau menjadi orang terkaya, berbuat baiklah terhadap tetanggamu niscaya kamu menjadi seorang Mukmin, cintailah untuk saudaramu seperti yang kau cintai untuk dirimu sendiri niscaya kau menjadi orang Muslim, jangan banyak tertawa karena banyak tertawa itu bisa mematikan hati.” (HR. Tirmidzi)

Ini adalah 5 kalimat atau wejangan yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menawarkan kepada para Sahabatnya. Ternyata Abu Hurairah yang mengambilnya. Karena memang Abu Hurairah itu orang yang sangat semangat belajar hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Pernah suatu ketika Abu Hurairah bertanya kepada Rasulullah:

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلَنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ

“Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling bahagia dengan syafaatmu pada hari kiamat? ‘ Nabi menjawab: “Hai Abu Hurairah, saya sudah beranggapan bahwa tak seorangpun lebih dahulu menanyakan masalah ini kepadaku daripada dirimu, dikarenakan kulihat semangatmu mencari hadits, Manusia yang paling beruntung dengan syafaatku pada hari kiamat adalah yang mengucapkan laa-ilaaha-illa-llaah, dengan tulus dari lubuk hatinya.” (HR. Bukhari)

Abu Hurairah semangat sekali belajar haditsnya. Makanya tidak aneh kalau Abu Hurairah itu Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits. Disebutkan bahwa beliau jumlah hadits yang diriwayatkan 5.000 lebih hadits.

Padahal Abu Hurairah bersahabat dengan Nabi itu hanya tiga tahun saja. Abu Hurairah hijrah pada tahun ke-7 Hijriah. Hanya 3 tahun Abu Hurairah bersahabat dengan Nabi tapi ternyata Abu Hurairoh menjadi Sahabat yang paling banyak periwayatan haditsnya. Tentunya diantara rahasia kenapa Abu Hurairah menjadi orang yang paling banyak meriwayatkan hadits;

  • Pertama, semangatnya Abu Hurairah untuk belajar hadits luar biasa.
  • Kedua, Abu Hurairah selalu menemani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemana saja. Bahkan disaat orang-orang pergi ke pasar, di saat orang-orang sibuk dengan bisnis mereka, jualan mereka, dengan pertanian mereka, sementara Abu Hurairah selalu menyertai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemana saja.
  • Ketiga, ternyata Abu Hurairoh dido’akan oleh Rasulullah supaya dikuatkan hafalannya.

Makanya tidak aneh kalau Abu hurairoh menjadi Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka dari itulah saudaraku sekalian, kita pun juga penting untuk semangat belajar hadits. Terlebih Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendo’akan:

نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِي فَوَعَاهَا وَحَفِظَهَا وَبَلَّغَهَا

“Semoga Allah memberikan nudhrah (cahaya di wajah) kepada orang yang mendengarkan sabdaku lalu ia memahaminya, menghafalnya, dan menyampaikannya” (HR. Tirmidzi)

Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada Abu Hurairah menyebutkan 5 wejangan tadi. Apa itu?

1. Jauhi Perkara Haram

“Jagalah dirimu dari keharaman-keharaman niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah kepada Allah.”

Saudaraku sekalian, ternyata untuk menjadi orang yang paling beribadah kepada Allah yaitu dengan cara meninggalkan keharaman. Kenapa demikian? Karena sesuatu yang haram apabila kita lakukan membuat hati kita hitam dan kelam. Ketika hati kita sudah hitam dan kelam, maka ibadah pun menjadi berat atas kita. Maka dari itulah orang yang paling mudah beribadah adalah orang yang paling bening hatinya. Semakin hati seorang hamba itu bening dari maksiat, maka semakin dia kan mudah didalam melaksanakan perintah-perintah Allah, menjalankan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka dari itulah, bila hati kita ini bersih dari dosa, kita tinggalkan semua yang Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan, baik dosa besar maupun dosa kecil, kita akan menjadi hamba yang Allah mudahkan kita beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Makanya lihat orang-orang munafik dijadikan oleh Allah hatinya berat untuk beribadah. Karena hatinya banyak dosa, karena hatinya dipenuhi dengan penyakit kemunafikan. Rasulullah bersabda:

لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً

“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat shubuh dan shalat ‘isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari).

Rasulullah mengatakan, “Shalat yang paling berat.” Berarti shalat bagi orang munafik itu berat. Ternyata yang paling berat adalah shalat isya’ dan salat subuh. Karena dizaman Rasulullah tidak ada lampu. Sehingga diwaktu isya’ dan diwaktu subuh itu gelap, tidak kelihatan. Sementara orang munafik, mereka shalat itu hanya sebatas setor muka.

Oleh karena itu siapapun diantara kita yang ingin ibadahnya dimudahkan oleh Allah, maka tinggalkan maksiat. Orang yang matanya terbiasa melihat yang haram, biasanya Allah jadikan matanya itu berat melihat Al-Quran.

Kalau pikiran kita biasa memikirkan yang haram, dia akan merasa berat untuk memikirkan sesuatu yang sifatnya ta’at.

Makanya tidak aneh, orang yang pikirannya itu selalu yang haram, sulit dia memahami Al-Quran, sulitnya memahami hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, itu akibat daripada ia gunakan hatinya bukan untuk mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Orang yang lisannya jarang berdzikir, untuk berdzikir lisannya kelu. Bahkan ada orang menyebut “Allah” saja terasa berat. Sampai-sampai dia menyebut, “Tuhan Yang Maha Kuasa”, “Yang di Atas”. Ini karena banyaknya dosa yang dia lakukan.

Orang yang jarang dzikir, pasti lebih banyak berbicara tentang dosa atau perkara yang tidak ada manfaatnya. Orang yang jauh dari dzikir, biasanya akan sangat mudah kepada ghibah, kepada menyakiti hati orang, kepada namimah, berbeda dengan orang yang lisannya selalu digunakan untuk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka dari itulah, kebeningan hati dari maksiat, kebeningan hati dari perkara yang haram sangat berpengaruh dalam ibadah.

2. Ridha Terhadap Pembagian Allah

Ridhalah dengan apa yang Allah tentukan untukmu, niscaya kau menjadi orang yang paling kaya. Kaya di sini bukan kaya harta. Karena hakikat kekayaan bukan kaya harta, bukan. Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya hati.” (HR. Ibnu Majah)

Orang yang kaya hati adalah orang yang paling qana’ah. Ia selalu merasa puas dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Orang yang kaya hatinya adalah orang yang tidak akan pernah merasa iri dan dengki kepada orang yang diberikan oleh Allah nikmat lebih darinya. Orang yang kaya hati adalah orang yang selalu bersyukur walaupun Allah berikan sedikit kepadanya. Orang yang kaya hati adalah orang yang tidak akan pernah melihat orang yang lebih baik nasibnya daripada dia. Selalu ia melihat kepada yang lebih susah dari hidupnya.

Hal-Hal yang seperti ini akan menjadikan hati kita kaya, insyaAllah. Dan wajib kita yakini bahwa apa yang Allah bagikan dan Allah tentukan untuk kita, itu insyaAllah yang terbaik untuk kita.

Makanya ridha dengan ketentuan Allah butuh keyakinan. Kalau kita tidak yakin dengan Allah, seringkali kita ngambek sama Allah, “Ya Allah kenapa sih Engkau berikan saya segini sementara teman saya kaya raya?” Akhirnya kita tidak ridha dengan ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tapi kalau kita yakin bahwa apa yang Allah berikan kepada kita insyaAllah itu yang terbaik.

Bukan berarti qana’ah (merasa cukup) dalam artian kita tidak ada usaha untuk supaya lebih baik, bukan itu. Kalau kita berusaha supaya lebih baik dengan tujuan untuk kebaikan, bagus sekali.

Ini yang Allah minta kepada Allah dalam sebuah do’a yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, Rasulullah bersabda:

وَأَسْأَلُكَ الرِّضَاءَ بَعْدَ الْقَضَاءِ

“Aku mohon kepada Engkau keridhaan setelah ketentuan yang Engkau berikan kepadaku.” (HR. Ahmad)

Simak penjelasan lengkapnya pada menit ke-16:57

Download mp3 Ceramah Agama Islam Tentang 5 Wejangan Yang Rasulullah Ajarkan Untuk Abu Hurairah- Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/46803-5-wejangan-yang-rasulullah-ajarkan-untuk-abu-hurairah/